17 July 2009

Launching Google Ocean

Google Ocean yang merupakan teknologi serupa satelit telah memudahkan lebih dari 500 juta penggunanya melihat apa saja yang terdapat di Grand Canyon, melihat kedalaman lautan, mencari jejak paus atau mencari lokasi menyelam yang paling mengasyikkan.

Google Ocean diciptakan oleh perancangnya dengan menggabungkan teknologi gambar satelit visual, pantulan gelombang sonar dan data ilmiah yang dikumpulkan dari berbagai ilmuwan dan peneliti.

Namun siapa sangka jika ternyata salah satu layanan Google ini juga bisa memperlihatkan efek pemanasan global pada laut, demikian keterangan yang dikutip dari Independent, Jumat (15/5/2009).

Tiga bulan setelah peluncurannya, Google Ocean menangkap gambar beresolusi tinggi yang memperlihatkan sekira lima persen wilayah laut dunia.

Sebagian besar wilayah laut yang tertangkap satelit pencitraan Google merupakan perairan Amerika dan Jepang yang merupakan dua negara basis terbesar Google.

"Situs itu dilengkapi dengan penghitung waktu mundur yang memperlihatkan proses melelehnya es di kutub utara," kata Kepala Kuasa Hukum Teknologi Google, Michael Jones ketika berbicara pada hari terakhir konferensi kelautan dunia, WOC (World Ocean Conference) di Manado, Indonesia.

Jones mengatakan, Google masih merekrut tim untuk mengumpulkan konten yang bisa lebih melengkapi peta bawah laut tersebut. Maka dia pun menghimbau pemerintah berbagai negara, ilmuwan dan para penyelam agar mengunggah review, foto atau bahkan video yang bisa berkontribusi pada kampanye penyelamatan laut.

"Visualisasi tersebut akan sangat membantu semua orang, bukan hanya ilmuwan namun orang awam sekalipun untuk meningkatkan kepedulian terhadap pemeliharaan laut dan meningkatkan pengetahuan akan efek pemanasan global pada laut yang bisa mempengaruhi kehidupan manusia," tandas Jones.


Related Story

No comments:

Post a Comment