11 May 2010

Kisah pertempuran kapal Sri Selangor dengan Marinir Indonesia !

Keberanian seseorang memang dapat timbul di saat saat kritis, apalagi bila menyangkut penetuan hidup dan mati. Kisah kisah semacam ini banyak terjadi.

Sekali peristiwa pada 24 Juli 1964, satu kelompok anggota KKO sedang melakukan tugas patroli rutin di perbatasan di perairan Riau menggunakan motorboat. Kepala kelompok adalah Prajurit K. Suratno dengan tiga orang anggotanya yakni Prajurit Wahadi, Riyono, dan Muhani. Mereka berangkat dari Nongsa (Batam). Di tengah laut, mesin mengalami kerusakan dan sampai terbawa arus ke arah Singapura. Selama enam jam mereka mendayung melawan arus.

Hari makin gelap. Tiba tiba pada pukul 19:15 dalam suasana remang remang terlihat sebuah kapal. Prajurit-prajurit muda tersebut menyangkal kapal kawan dari Bea Cukai. Kapal segera merapat hingga perahu dengan berpenumpang empat prajurit laut tersebut menempel dinding kapal tersebut. Ternyata mereka keliru, karena itu sebuah kapal perang milik lawan (Kapal Sri Selangor jenis BS). Dari atas kapal terdengar teriakan:

"Awak siapa ??!"
"KKO, mau pulang !"
"Angkat tangan !"

Sementara lampu sorot kapal menyinari mereka serta menanti jawaban menyerah, karena tidak dapat berbuat lain. Keadaan sangat tidak menguntungkan dan sangat terjepit. Namun, jawaban tanda menyerah tidak kunjung keluar.


Bahkan secara serentak empat prajurit Korps Marinir itu menjawab dengan tembakan salvo ke arah personel lawan yang sudah merasa kemenangan di tangannya, dalam jarak yang sangat dekat.

Tentu saja mereka sangat terkejut dan sambil membalas dengan tembakan, kapal melakukan manuver untuk menjauh agar dapat membalas tembakan. Untuk menebus kekalahan dan korban yang diderita, Kapal Sri Selangor berusaha menerjang motorboat hingga sampan kecil tersebut terbalik. Namun keempat prajurit tersebut dengan tangkas melompat ke laut sebelum sampannya tertumbuk dan terbalik. Mereka dengan cerdik bersembunyi di balik perahu yang tertelungkup. Mengira lawannya sudah tenggelam dan tewas, Sri Selangor meninggalkan perairan Indonesia . (???)

Ternyata pertempuran laut singkat tersebut, tiga prajurit berhasil selamat, kecuali Kepala Kelompok K. Suratno gugur, hilang dan tidak muncul di permukaan laut. Sungguh tindakan ini sangat berani ! Mereka mampu bertindak dalam waktu yang sangat kritis....

sumber: Disadur dari buku Kompi X Di Rimba Siglayan, Supoduto Citrawijaya, 2005

Related Story

1 comment:

  1. belakangan ini marinir sepertinya sedang berbenah menuju kekuatan yang disegani minimal di kawasan ASTENG, anggaran belanja persenjataan di perbesar dan pemekaran telah dilakukan saya sebagai warga sipil yang bangga terhadap korps marinir hanya urun rembuk moga2x ada pihak2x yang berwenang untuk kemajuan marinir khususnya dan TNI-AL umumnya yang memperhatikan :
    1.kesejahteraan tolong lebih diperhatikan khusunya prajurit yang bertugas di perbatasan beserta keluarga
    2.alutsista ditambah dan dipermodern antara lain
    a.BVP-2 APC/IFV diperbanyak (20 unit-bertahap)
    b.BTR-80 APC/IFV diperbanyak (20 unit- bertahap)
    c.BMP-3F IFV diperbanyak (80 unit-bertahap)
    d.BTR-50 (sudah ada 60 unit (dari 100 unit?),berharap program retrofit masih berjalan modif beberapa unit dipasangi mortir 120 mm atau pasang surplus peluncur roket BM-14/NDL-40 yang ada)
    e.PT-76 (40 unit (?) berharap program retrofit masih berjalan, beberapa unit dipasang ATGM)
    f.RM-70 GRAD (20 unit-bertahap)
    g.pertimbangkan mengadopsi MLRS BM-27 (220 mm)URAGAN atau BM-30 SMERCH (300 mm) jumlah 10 unit cukup !
    sekian semoga terlaksana dengan baik JALASVEVA JAYA MAHE ! SEMPER FI MARINES !

    ReplyDelete